Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Difinisi pembelajaran mendalam (Deep Learning) Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman yang mendalam terhadap materi, bukan sekadar menghafal informasi atau mencapai hasil secara dangkal. 

Dalam pembelajaran mendalam, siswa diajak untuk mengeksplorasi konsep secara kritis, memahami keterkaitan antara konsep, serta mampu menerapkan pengetahuan dalam berbagai konteks kehidupan nyata.

Prinsip Pembelajaran mendalam (Deep Learning)

Berkesadaran Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

Bermakna Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

Menggembirakan Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Karakteristik Pembelajaran Mendalam

1. Berbasis Pemecahan Masalah

Siswa diberikan masalah nyata atau kompleks yang membutuhkan analisis, sintesis, dan penerapan pengetahuan untuk menyelesaikannya.

2. Berpusat pada Siswa

Pembelajaran ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, dengan guru bertindak sebagai fasilitator, bukan sekadar pemberi informasi.

3. Konektivitas Antar-Konsep

Siswa diajak untuk melihat keterkaitan antara berbagai konsep atau mata pelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih holistik.

4. Pengembangan Keterampilan Tingkat Tinggi

Fokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan.

5. Kontekstual dan Relevan

Materi disajikan dalam konteks kehidupan nyata sehingga siswa dapat melihat manfaat praktis dari apa yang mereka pelajari.

Tujuan Pembelajaran Mendalam

1. Memperkuat Pemahaman Konseptual

Membantu siswa memahami inti dari suatu materi secara mendalam, bukan sekadar mengetahui fakta-fakta permukaan.

2. Meningkatkan Kemandirian Belajar

Siswa dilatih untuk berpikir mandiri, mengeksplorasi sumber belajar, dan mencari solusi atas permasalahan secara otonom.

3. Mengembangkan Kompetensi Abad 21

Seperti berpikir kritis, berinovasi, bekerja sama, serta menggunakan teknologi secara produktif.

4. Mendorong Pembelajaran Seumur Hidup

Membentuk siswa yang mencintai belajar dan mampu terus belajar sepanjang hidupnya.

Ciri Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Merdeka

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pembelajaran mendalam diwujudkan melalui:

1. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Siswa dilibatkan dalam projek berbasis masalah yang memerlukan pemahaman lintas disiplin.

2. Asesmen yang Autentik: Penilaian dilakukan berdasarkan proses berpikir siswa, bukan hanya hasil akhir.

3. Pendekatan Diferensiasi: Guru menyesuaikan metode belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa.

Contoh Pembelajaran Mendalam

• Mata Pelajaran IPA:

Siswa tidak hanya mempelajari siklus air dari buku, tetapi juga membuat eksperimen untuk memodelkan siklus air, menganalisis dampaknya terhadap lingkungan, dan mengajukan solusi untuk konservasi air.

• Mata Pelajaran IPS:

Dalam memahami konsep "Perdagangan Internasional," siswa diminta membuat simulasi perdagangan antarnegara, menganalisis keuntungan dan tantangan, serta mengaitkannya dengan situasi ekonomi lokal.

• Projek Lintas Disiplin:

Mengintegrasikan pelajaran IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia dalam projek "Pengelolaan Sampah Sekolah" untuk memahami konsep lingkungan, mengomunikasikan hasil dalam bentuk artikel, dan bekerja sama menciptakan solusi.

Manfaat Pembelajaran Mendalam

1.Peningkatan Pemahaman Jangka Panjang: Siswa tidak hanya memahami materi untuk ujian, tetapi juga menginternalisasi konsep untuk diterapkan di masa depan.

2.Meningkatkan Motivasi Belajar: Siswa lebih termotivasi karena materi relevan dengan kehidupan nyata.

3.Pengembangan Keterampilan Praktek Nyata: Siswa belajar bagaimana menerapkan teori dalam kehidupan sehari-hari.

4.Persiapan untuk Masa Depan: Membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan kehidupan global.

Contoh yang lebih spesifik tentang penerapan pembelajaran mendalam di kelas

Berikut adalah beberapa contoh penerapan pembelajaran mendalam di kelas berdasarkan mata pelajaran yang berbeda dan bagaimana pendekatan ini dilakukan secara mendetail:

1. Mata Pelajaran IPA (Sains)

Topik: Perubahan Iklim dan Dampaknya

Tujuan: Siswa memahami penyebab, dampak, dan solusi perubahan iklim.

Langkah-Langkah:

1.Identifikasi Masalah

Guru memulai dengan memberikan data nyata tentang peningkatan suhu bumi dari laporan IPCC (Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim).

  • Tugas awal: Siswa menganalisis tren data suhu global dalam 50 tahun terakhir.

2.Diskusi dan Kolaborasi

Siswa dibagi menjadi kelompok untuk:

  • Mencari tahu penyebab perubahan iklim (misalnya, gas rumah kaca, deforestasi).
  • Mengidentifikasi dampaknya pada ekosistem (misalnya, naiknya permukaan laut, kepunahan spesies).

3.Eksperimen dan Observasi

Siswa membuat simulasi "efek rumah kaca" menggunakan botol plastik, air, dan lampu.

  • Tugas: Mencatat suhu dalam botol tertutup dan terbuka, lalu membandingkan hasilnya.

4.Projek Solusi Lokal

Kelompok siswa diminta membuat rencana aksi untuk mengurangi dampak perubahan iklim di lingkungan sekolah, seperti:

  • Mengelola sampah organik menjadi kompos.
  • Membuat poster digital untuk kampanye hemat energi.

5.Presentasi dan Refleksi

Setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian dan solusi mereka, diikuti dengan sesi refleksi tentang bagaimana tindakan individu dapat berkontribusi pada penyelamatan lingkungan.

2. Mata Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Topik: Dampak Globalisasi terhadap Budaya Lokal

Tujuan: Siswa memahami pengaruh globalisasi terhadap budaya lokal dan cara melestarikannya.

Langkah-Langkah:

1.Studi Kasus Lokal

Guru memberikan contoh nyata, seperti budaya tradisional yang mulai tergeser oleh budaya populer (contoh: kuliner cepat saji menggantikan makanan tradisional).

2.Eksplorasi Mandiri

Siswa diminta untuk mewawancarai anggota keluarga atau tokoh masyarakat tentang bagaimana budaya lokal mereka berubah dalam 20 tahun terakhir.

3.Diskusi Kelompok

Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk:

  • Mengidentifikasi pengaruh positif dan negatif globalisasi terhadap budaya lokal.
  • Menentukan elemen budaya lokal yang paling rentan tergeser.

4.Projek Dokumentasi

Setiap kelompok membuat dokumentasi budaya lokal (contoh: tarian, musik, makanan) dalam bentuk video, foto, atau buku cerita.

5.Aksi Pelestarian Budaya

Siswa mengusulkan program pelestarian budaya di sekolah, seperti mengadakan pentas seni atau lomba memasak makanan tradisional.

3. Mata Pelajaran Matematika

Topik: Statistik dan Data

Tujuan: Siswa belajar cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data untuk membuat keputusan.

Langkah-Langkah:

1.Pemilihan Topik Penelitian

Siswa diminta memilih masalah sederhana yang membutuhkan analisis data, seperti:

  • Kebiasaan sarapan siswa di sekolah.
  • Pola penggunaan gadget dalam sehari.

2.Pengumpulan Data

Siswa merancang kuesioner sederhana dan mewawancarai teman-temannya.

3.Pengolahan Data

Siswa membuat tabel dan diagram (batang, lingkaran, garis) untuk menampilkan hasil.

4.Analisis Data

Siswa menarik kesimpulan dari data yang mereka kumpulkan, misalnya:

  • Berapa persen siswa yang sarapan setiap hari?
  • Apakah kebiasaan menggunakan gadget memengaruhi waktu tidur?

5.Diskusi dan Tindakan

  • Siswa berdiskusi tentang solusi yang bisa diambil berdasarkan data (misalnya, kampanye pentingnya sarapan sehat).
  • Hasil analisis ditampilkan dalam presentasi kepada kelas.

4. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Topik: Menulis Cerita Pendek dengan Latar Lokal

Tujuan: Siswa belajar menulis cerita pendek yang mengangkat kearifan lokal dan nilai-nilai budaya.

Langkah-Langkah:

1.Pengamatan Lapangan

Guru mengajak siswa mengunjungi tempat bersejarah atau lokasi yang memiliki nilai budaya di daerah setempat.

2.Diskusi Nilai Budaya

Setelah kunjungan, siswa berdiskusi tentang nilai-nilai budaya yang mereka temukan (contoh: gotong royong, tradisi adat).

3.Menulis Cerita

Siswa diminta menulis cerita pendek yang berlatar tempat tersebut dengan mengangkat konflik, tokoh, dan nilai budaya yang ada.

4.Revisi dan Publikasi

Guru memberikan umpan balik, dan siswa merevisi tulisan mereka. Cerita terbaik diterbitkan dalam buletin sekolah atau media online.

Manfaat dari Pendekatan Ini

  • Siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menghubungkannya dengan pengalaman nyata.
  • Kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa diasah melalui eksplorasi mendalam.
  • Pembelajaran menjadi relevan, menyenangkan, dan bermakna.

Sebagai materi kelengkapannya dokumen langsung didownload DISINI

Demikian ulasan singkat materi tentang Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Paparan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)"