Format Laporan Pembelajaran Berdiferensiasi
Format Laporan Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka umumnya akan menggunakan metode pembelajaran berdiferensiasi. Untuk pelaksanaan pembelajaran ini, para pendidik diharapkan bisa menyusun laporan pembelajaran berdiferensiasi yang benar. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki banyak perbedaan dengan metode belajar konvensional lainnya.
Metode ini secara khusus mencoba memahami dan menelusuri perbedaan gaya serta minat belajar peserta didik.
Dengan pemahaman ini, pelaksanaan pembelajaran akan jadi lebih berkembang dan tidak fokus pada hapalan saja. Peserta didik bisa benar-benar memahami materi pelajaran sehingga tidak kesulitan ketika menjelaskan suatu konsep ilmu.
Berikut ini adalah beberapa informasi tentang metode berdiferensiasi serta informasi tentang laporan kegiatan yang harus pendidik tulis.
Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi
Sebelum mengetahui tentang laporan pembelajaran berdiferensiasi, sebaiknya Anda mengenal lebih dulu tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi terlaksana dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini adalah suatu kurikulum dengan menggunakan pendekatan baru yang memiliki tujuan untuk memberikan kebebasan bagi peserta didik dalam menentukan kebutuhan pendidikan mereka sendiri.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki pemahaman tentang perbedaan individu dan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta minat masing-masing individu.
Hal ini memberikan pengalaman dan pengelolaan kelas yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.
Pembelajaran ini terlaksana dengan melihat bahwa tiap peserta didik memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.
Dalam pembelajaran ini, peserta didik akan mendapatkan pilihan yang bervariasi dalam segi materi pembelajaran, metode pengajaran dan juga penilaian.
Tujuan dari pembelajaran ini yaitu untuk memastikan bahwa tiap peserta didik bisa mencapai tingkatan potensi tertinggi yang bisa mereka capai sehingga bisa memiliki motivasi tinggi dalam proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran ini bisa terlaksana dengan memberikan pilihan pada peserta didik dalam memilih materi pembelajaran.
Peserta didik akan mendapatkan kebebasan untuk memilih materi yang ingin mereka tekuni dengan lebih baik.
Ketika peserta didik sudah tertarik dengan materi tersebut, mereka akan bisa lebih fokus pada mata pelajaran. Dengan begitu, peserta didik akan memiliki motivasi yang lebih dan dapat belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.
Selain itu, pembelajaran ini juga menggunakan metode belajar yang beragam. Ini terjadi karena tiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Untuk peserta didik yang memiliki cara belajar dengan metode visual, pendidik bisa menggunakan perangkat ajar yang menggunakan elemen visual.
Hal ini akan meningkatkan pemahaman pada peserta didik dengan lebih baik sehingga tidak ada peserta didik yang tertinggal.
Para pendidik juga harus memperhatikan aspek penilaian dalam pembelajaran ini. Penilaian pada pembelajaran ini terlaksana dengan cara berbeda-beda, karena tiap peserta didik memiliki kelemahan dan kelebihan yang unik dan berbeda.
Dengan begitu, peserta didik bisa mendapatkan apresiasi atas kemampuan mereka dan tidak merasa tertinggal karena memiliki kemampuan yang berbeda dengan temannya. Hal ini tidak bisa ditemukan di metode pembelajaran konvensional.
Perbedaan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Pembelajaran Lain
Pembelajaran dengan sistem berdiferensiasi memiliki banyak perbedaan dengan sistem belajar lain. Perbedaan ini justru bisa menutupi kekurangan dari pembelajaran lain yang pernah menjadi fokus pelaksanaan kegiatan di sekolah. Ada beberapa poin perbedaan dalam pembelajaran konvensional dan pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam pembelajaran konvensional umumnya memiliki karakteristik:
- Minat para peserta didik tidak mendapatkan perhatian.
- Mengutamakan satu definisi keunggulan.
- Profil belajar peserta didik umumnya tidak mendapatkan perhatian.
- Materi dan kurikulum meliputi semua pembelajaran.
- Tidak memperhatikan perbedaan di tiap peserta didik.
- Pembelajaran menonjolkan sisi intelektual.
- Penilaian terlaksana di akhir pembelajaran untuk melihat penguasaan materi.
- Fokus pembelajaran adalah penguasaan materi dan keterampilan.
- Peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.
- Pembelajaran tidak fleksibel waktunya.
- Pendidik lebih aktif di kelas.
- Peserta didik lebih pasif di kelas.
Poin penting dari pembelajaran konvensional tersebut cukup berbeda dengan pembelajaran dengan metode berdiferensiasi.
Ada beberapa perbedaan mencolok yang bisa mengubah pendidikan peserta didik di sekolah, contohnya yaitu:
- Perbedaan karakteristik dan kebutuhan peserta didik menjadi dasar dalam perencanaan pembelajaran.
- Penilaian terlaksana tidak hanya di akhir pembelajaran, namun terus menerus.
- Asesmen terlaksana untuk membantu memahami bagaimana cara merancang pembelajaran agar jadi lebih baik.
- Pembelajaran berdiferensiasi mengakui kecerdasan majemuk.
- Keunggulan peserta didik tekukur dari pertumbuhan dan perkembangan.
- Peserta didik akan mendapatkan bimbingan untuk membuat pilihan belajar berdasarkan minat mereka.
- Tersedia banyak profil belajar.
- Pembelajaran berdasarkan pada minat dan profil belajar peserta didik.
- Waktu pelaksanaan pembelajaran fleksibel yang berdasarkan kebutuhan peserta didik.
- Asesmen dengan berbagai jenis.
- Peserta didik aktif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
- Pendidik bersikap sebagai pembimbing para peserta didik.
Bentuk Laporan Pembelajaran Berdiferensiasi
Bentuk laporan pembelajaran berdiferensiasi bisa menggunakan format berikut ini.
1. Latar Belakang
Latar belakang akan memuat penyebab pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yang pendidik lakukan.
Pendidik bisa menjelaskan secara rinci permasalahan yang mereka hadapi dan ingin mereka optimalkan dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Para pendidik juga bisa menjabarkan fakta pada lapangan serta tantangan yang mereka hadapi ketika melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Hal ini akan memberikan gambaran akan apa yang pendidik hadapi dalam melaksanakan kegiatan ini.
2. Deskripsi Aksi Nyata
Poin berikutnya yaitu deskripsi aksi nyata, di mana dalam poin ini terurai beberapa poin lagi yaitu tujuan, tolok ukur, linimasa tindakan yang akan dilakukan, dan dukungan yang dibutuhkan.
Dalam bagian tujuan akan tertera maksud dari pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dan juga gol yang akan pendidik capai. Pada bagian tolok ukur, pendidik mengungkapkan standar keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.
Di bagian linimasa terangkum rincian tindakan dan kegiatan pembelajaran. Rincian ini terbagi menjadi beberapa bagian yang terpisah dengan minggu pelaksanaan.
Selanjutnya pada bagian dukungan, para pendidik menjelaskan bahwa kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar bisa terlaksana dengan baik.
3. Hasil Pelaksanaan
Pada bagian hasil aksi nyata, para pendidik menjelaskan hasil dari kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dan apa saja yang sudah menjadi capaian.
4. Kegagalan dan Keberhasilan
Dalam bagian ini, para pendidik bisa menguraikan beberapa poin kegagalan serta keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi tersebut. Bagian ini bisa menjadi poin penting dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.
Dengan mengetahui keberadaan dan kegagalan yang pendidik temui, akan menjadi pelajaran berarti bagi pendidik lainnya sehingga bisa menghindari kesalahan yang sama dan bisa memaksimalkan hasil pelaksanaan pembelajaran.
5. Rencana Perbaikan
Di dalam bagian ini, para pendidik bisa menjelaskan rencana perbaikan yang bisa membantu meminimalisir kegagalan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di lain waktu.
Rencana perbaikan ini bisa berupa langkah-langkah nyata yang relevan dengan kegiatan pembelajaran sehingga bisa membantu pelaksanaan selanjutnya.
6. Dokumentasi Kegiatan
Pada bagian ini, para pendidik bisa mengumpulkan dokumentasi berupa foto dari kegiatan tersebut secara lengkap.
Dokumentasi ini akan menjadi bukti pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yang telah pendidik lakukan.
7. Lampiran
Setelah itu, para pendidik bisa memberikan lampiran berupa dokumen yang menjadi kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dokumen lampiran bisa berupa rencana pembelajaran dan tabel asesmen.
Hal ini akan melengkapi laporan sehingga bisa berguna sebagai dokumen referensi para pendidik lainnya. Dokumen lampiran ini juga bisa menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan selanjutnya.
Download: Format Laporan Pembelajaran Berdiferensiasi
Itulah dia informasi tentang laporan pembelajaran berdiferensiasi yang bisa para pendidik gunakan untuk referensi ke depannya. Pelaksanaan pembelajaran jenis ini harus bisa tercapai dengan baik untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila yang sesuai.
Post a Comment for "Format Laporan Pembelajaran Berdiferensiasi"
Berkomentarlah sesuai dengan topik materi pembahasan dan saya berharap berupa Kritik, saran, serta masukan senantiasa kami nantikan